![]() |
| PT Bukit Raya Mudisa (BRM) mengerahkan petugas bersama alat berat ke kawasan terdampak galodo di Kenagarian Padang Laweh dan Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar. (Foto: Ist./FokusNusa.com) |
MALALO-FokusNusa.com
PT Bukit Raya Mudisa (BRM) mengerahkan petugas bersama alat berat ke kawasan terdampak galodo di Kenagarian Padang Laweh dan Guguak Malalo, Kabupaten Tanah Datar. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat pembersihan rumah warga dan fasilitas umum pascabanjir bandang dan longsor yang melanda kawasan Malalo sejak Jumat (28/11/2025).
Sasaran awal mencakup pembersihan 64 rumah dan empat masjid di wilayah tersebut. Baiang, Muara Tambius, dan sekitarnya merupakan titik yang mengalami kerusakan terparah.
Abdul Hadi dari PT BRM mengatakan bahwa pembersihan difokuskan pada rumah warga yang dipenuhi material galodo.
“Untuk mempermudah proses pembersihan rumah, kita gunakan alat semprot air. Sejauh ini hasilnya cukup memuaskan karena materi yang menumpuk bisa diurai dengan menggunakan alat ini,” paparnya.
Selain membersihkan rumah, alat berat juga dikerahkan untuk membuka akses jalan utama yang sempat terputus akibat timbunan material.
“Kita bersama petugas Kepolisian dan TNI serta relawan akan terus bergotong royong untuk membenahi tiga jurong ini. Karena bisa dilihat sendiri, kondisinya memang mengkhawatirkan. Semoga bantuan ini bermanfaat dan bisa bantu meringankan beban yang kini dialami saudara kita di sini,” ujarnya.
Bagi warga Malalo, bencana kali ini bukan hal baru, namun dampaknya jauh lebih besar dibandingkan kejadian sebelumnya.
“Sejak tahun 1958, sudah delapan kali daerah kami dihantam galodo. Tapi kali ini yang paling parah,” ujar Yuharni, warga Jurong Padang Laweh, yang rumahnya nyaris hilang dihantam arus.
Material berupa tanah, batu, dan kayu memenuhi pemukiman hingga setinggi 1,5 meter. Sejumlah rumah terseret dan jatuh ke Danau Singkarak. Jembatan utama juga rusak dan listrik terputus total.
Empat hari setelah kejadian, akses jalan mulai terbuka kembali berkat pengerahan alat berat. Namun sebagian besar rumah warga masih tertimbun material.
“Kejadiannya begitu tiba-tiba, tepat saat masyarakat hendak melaksanakan Salat Jumat,” tutur Supriyatno, warga setempat. Rumahnya kini lenyap, tertimbun material besar yang terbawa dari bukit sekitar lima kilometer dari lokasi.
Meski kerusakan sangat parah, tidak ada korban jiwa. Warga telah mengungsi sejak galodo pertama pada Selasa (24/11/2025).
Galodo menghantam tiga jurong: Padang Laweh, Guguak Malalo, dan Muara Tambius. Kerusakan terberat terjadi di Muara Tambius yang berada di tepi aliran anak sungai menuju Danau Singkarak. Dua jurong lainnya juga terdampak akibat aliran baru dari guguran bukit yang membawa material dalam jumlah besar dan merusak lahan pertanian.
Pantauan pada Kamis (4/12/2025) menunjukkan proses pembersihan terus dilakukan. Personel TNI, Polri, relawan, BPBD Tanah Datar, serta tim PT BRM bekerja bersama membersihkan rumah dan membuka kembali akses permukiman.
Yuharni berharap pembersihan rumah segera dituntaskan.
“Rumah kami sudah tidak bisa dihuni lagi karena tanah dan batu sudah penuh semua. Ini yang paling kami butuhkan sekarang. Jadi kalau bisa kami sudah bisa kembali lagi ke rumah,” harapnya.
Upaya pemulihan diharapkan terus bergerak cepat agar warga dapat kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitas pascabencana. (000/003)


