Oleh ARIEF KAMIL
Marawa merupakan bendera kebesaran dari alam Minangkabau. Bendera ini terdiri dari tiga warna. Hitam, merah dan kuning (emas).
Warna hitam diartikan kekuatan. Warna merah mengisyaratkan keberanian.
Sementara warna kuning mencerminkan kecemerlangan.
Corak Marawa ini terlihat jelas pada jersey dan kelengkapan kontingen Sumatera Barat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara.
Tiga warna ini terlihat sangat kental. Tidak hanya pada jaket. Namun juga pada jersey, sepatu, topi hingga koper.
Berdasarkan jersey ini, jika boleh mendefinisikan secara pribadi, warna hitam mengandung arti kekuatan fisik.
Merah mengisyaratkankan mental bertanding. Serta warna kuning mengandung makna prestasi.
Tak salah rasanya, jika para duta olahraga Sumbar yang bertanding di arena PON terlihat gagah dengan balutan warna Marawa ini.
Selain corak yang merupakan bendera kebesaran Minangkabau, kualitas bahan dari jersey kontingen Sumbar juga tak kalah bagus.
Meski dari sisi kualitas bukanlah grade satu, namun bahannya terkesan enak dan ringan dipakai.
Yang membedakan dari serangkaian PON terdahulu, baru kali ini kontingen mengemas barang dengan koper. Ukurannya pun besar.
Fasilitas ini merupakan bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap perjuangan kontingen.
Terutama pada atlet yang berjuang habis-habisan mengharumkan nama daerah.
Misi memperbaiki peringkat menjadi target utama. Tak mudah memang, tapi tidak ada yang tidak mungkin.
Semangat Marawa sejatinya telah diperlihatkan para atlet. Terutama pada babak kualifikasi PON. Mulai dari Kejurnas hingga Pekan Olahraga Wilayah (Porwil).
Dalam dua babak kualifikasi PON tersebut, para atlet mampu meraup belasan medali.
Beberapa Cabor unggulan memiliki potensi yang sangat besar mengumpulkan medali emas.
Sebutlah di antaranya Barongsai, Paralayang, Gantole, Taekwondo, Silat, Gulat, Binaraga.
Termasuk pula Kempo, Atletik, Tarung Derajat dan Sepak Takraw.
Selain beberapa Cabor di atas, masih banyak pula peluang medali emas dari Cabor lain. Seperti ESports dan Hapkido.
Meski tak dapat di pungkiri dalam mempersiapkan atlet, KONI Sumbar mendapat banyak kendala.
Namun, semua itu tentunya bukan sebagai alasan. Lantaran "gong" kompetisi telah di pukul.
Saat ini bagaimana semua pihak, baik itu pemerintah, KONI Sumbar, Pengprov Cabor dan masyarakat Sumatera Barat memberikan dukungan penuh.
Pemerintah dengan stakeholder, termasuk urang awak khusus yang berdomisili di Aceh dan Sumatera Utara harusnya menunjukan dukungannya nyata.
Upaya itu dengan datang memberikan support secara langsung kepada atlet yang bertanding.
Para pengurus olahraga, baik itu KONI Sumbar maupun Pengprov Cabor harus siap dan bersedia menjadi pelayan atlet.
Segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan atlet harus terpenuhi. Kesampingkan dulu jabatan di organisasi olahraga.
Sekaranglah saatnya semua pihak berjuang bersama atlet dengan semangat Marawa. Semoga Sanggup! (*)